BAB 3. PIJAR BARA DI SWARNADWIPA
PITENUNG
JILAM setengah lelap tatkala dua ekor kuda berderap memasuki halaman wismanya.
Dengan malas, dibukanya mata dan disendengkan telinganya. Di halaman, para
pengawal berseru memberi “salam.” Tidak ada sahutan. Namun segera didengarnya
suara yang sudah dikenalnya (siapa lagi kalau bukan si necis Aswa Agra) berteriak
memanggilnya, “Jilam o Jilam! Bangunlah! Aku dan Rujumara perlu penting
denganmu!”
Dengan enggan, senapati ke tiga Kerajaan Malayu
itu bangun. Dang Tiwang Wanli istrinya, sudah mengintai dari celah jendela
pendopo. “Hanya berdua saja mereka?” tanya Pitenung Jilam masih dengan setengah
mengantuk. Istrinya mengangguk lalu beranjak masuk., mencari dayang untuk
membuatkan minuman tamu. Sedang Pitenung Jilam keluar menyambut kedua tamunya.
Ketiga
senapati itu duduk mengelilingi meja bundar dari rotan yang berkilat. Pendopo
itu – bahkan seisi wisma – menjadi ramai dengan gelak tawa. Kantuk para pengawal
pun hilang, berbisik-bisik dari mulut ke mulut, “Mengapa bertamu di malam
selarut ini?” Sementara itu tuak manis sudah mengalir ke gelas-gelas ketiganya.
”Jilam,
apa kau tidak heran kami datang di malam selarut ini?” Rujumara membuka percakapan.
Dang Tiang Wanli yang duduk di ruang tengah berhenti merajut, memasang telinga
lebar-lebar.
“Tentulah
aku heran . . . Namun kupikir pasti ada
masalah yang segera diketahui dan dirundingkan oleh kita bertiga. Apakah kalian mendapat info ada
huru-hara di perbatasan?” Pitenung Jilam mencoba membaca air muka kedua
temannya, namun ia tidak melihat reaksi yang muncul bila terkaannya jitu. “Atau
mungkin . . .
hmm, kalian berdua kan baru pulang dari Patha
. . . Apa
kedatangan kalian membawa oleh-oleh problem dari Patha, heh?!”
Ternyata
Aswa Agra dan Rujumara mengangguk. “Jadi jelasnya ada masalah apa, heh?!” desak
Pitenung Jilam melihat kedua temannya belum juga buka mulut.
Atas isyarat Aswa Agra, dengan suara rendah Rujumara
membisikkan rencananya ke telinga temnnya itu. Berubahlah paras Pitenung
Jilam.
Apa yang dibisikkan RUJUMARA pada temannya? Ada masalah atau intrik apa sebenarnya? Silakan kunjungi WEBSITE kami LUMIRE WORLD di alamat www.lumireworld.com atau https://sites.google.com/site/lumireworld/ untuk membaca kisah ini sampai selesai atau membelinya agar dapat memilikinya dalam format PDF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar