BAB 1. P R E L U D E
SWARNADWIPA pada sekitar abad ke tigabelas.
Kerajaan Sriwijaya masih berkuasa di daerah
Sungai Musi di Palembang, pindah dari Muara Takus di Riau Daratan, tapi bukan
lagi super-power seperti pada abad VII. Pertama oleh serbuan Sri Dharmawangsa
Tguh Anantawikramatunggadewa dari Kerajaan Medang Mataram, tahun 990. Lalu
akibat dua kali serangan Kerajaan
Colamandala di tahun 1023 dan 1030. Antara1030-1068,
Sriwiaya dapat meraih kembali kejayaannya, namun serangan ke tiga Kerajaan
Colamandala tahun 1068 sangat memperlemah Sriwijaya.
Pada akhir abad XI Sriwijaya mulai hancur.
Malayu di Jambi, tidak lagi termasuk dalam daftar daerah jajahan Sriwijaya.
Pada tahun 1079, 1082 dan 1088, Kerajaan Malayu mengutus duta sendiri ke Negeri
Cina. Dan Selat Malaka –kunci simpang tiga jalan pelayaran India-Nusantara dan
Cina- terlepas ke dalam genggaman Malayu. Kerajaan Kampe juga mengangkat
rajanya sendiri. Bahkan negara-negara kecil di utara Swarnadwipa telah pula
bebas merdeka.
Namun tiba-tiba pada tahun 1178
Sriwijaya mengirim utusan resmi ke Cina. Terutama Malayu dan Kampe menjadi
kawatir dan berang. Kuat dugaan mereka, Sriwijaya meminta bantuan sahabatnya,
Cina. Sriwijaya kemudian memang menunjukkan gejala kebangkitan. Sekitar
permulaan abad ke 13, Kerajaan Sriwijaya muncul kembali sebagai kerajaan yang
cukup kuat.
Tak ayal Malayu dan Kampe segera
mengirim utusan untuk menjajaki kemungkinan dibantu oleh Kerajaan Singhasari di
Bhumi Jawa jika pecah konflik antara mereka dengan Sriwijaya yang kemungkinan
berkehendak menguasai mereka kembali.
***
selanjutnya kunjungilah WEBSITE kami LUMIRE WORLD di alamat: www.lumireworld.com atau https://sites.google.com/site/lumireworld/ untuk membaca sampai selesai atau membeli agar dapat mendownloadnya dalam format PDF.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar